Kekurangan, lemah namun gigih mengubah hidup mungkin bisa menggambarkan perjuangan hidup Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto semasa kecil.
Dwi membagi kisah masa kecilnya yang menyentuh hati siapa saja yang mendengar, saat menjadi pembicara di acara Inspirato Liputan6.com, pada Selasa 5 April 216 yang lalu.
Berasal dari keluarga dengan ekonomi minus, Dwi bertekad harus mampu mengenyam pendidikan tinggi. Dimulai dari upayanya mengurus surat miskin setiap tahun hanya demi memperoleh potongan uang sekolah sebesar 50 persen saat masih di bangku sekolah dasar.
Perjuangannya berlanjut saat masuk bangku kuliah. Pria kelahiran Surabaya, 60 tahun silam itu berupaya mengejar bea siswa untuk bisa menamatkan kuliah di Institut Teknologi Surabaya (ITS).
"Semua orang di kampung saya bilang tidak mungkin orang seperti saya bisa kuliah di ITS waktu itu. Tapi dengan keseriusan saya, belajar giat, toh kita lulus," ucap Dwi. Berkat bea siswa, Dwi meraih gelar insinyur dari jurusan Teknik Kimia ITS.
Keterbatasan fisik turut membawa Dwi menggeluti seni bela diri silat. Kerasnya kehidupan juga menjadi alasan Dwi untuk membentengi diri dengan ilmu bela diri.
Keterbatasan fisik turut membawa Dwi menggeluti seni bela diri silat. Kerasnya kehidupan juga menjadi alasan Dwi untuk membentengi diri dengan ilmu bela diri.
Kegigihannya ini berbuah manis. Dia terpilih menjadi juara nasional yang juga membuka pintu kesuksesan di masa depan.
"Satu poin saya ingin bercerita jika berangkat dari kekurangan, kekurangan diri kita yang lemah fisik, ternyata saya bisa juara nasional. Dan itu nanti menjadi modal saya untuk berkarir ketika saya kerja," Dwi berkisah.
0 Response to "Kisah Haru Masa Kecil Dirut Pertamina yang Miskin dan Lemah"
Post a Comment