Komoditas batubara telah mulai diperkenalkan sebagai salah satu bahan bakar alternatif bahan bakar minyak pada tahun 1990-an. Namun, pada saat itu BBM masih mendominasi porsi bahan bakar dunia. Sekitar tahun 2000, komoditas ini menjadi primadona.
Hingga saat ini, batubara menjadi bisnis yang menjanjikan. Hal tersebut disebabkan oleh batubara merupakan energi yang gampang dibawa dan tidak hilang dengan mudah seperti halnya gas. Tak heran bila bisnis batubara menjamur di negara-negara penghasil batubara seperti Amerika Serikat, Australia dan Indonesia.
Bahkan, kini Indonesia menjadi pengekspor batubara terbesar kedua di dunia setelah Australia. M
eski begitu, saham pertambangan akhir-akhir ini mengalami penurunan yang signifikan.
Perjalanan saham sektor pertambangan telah mengalami penurunan drastis sejak April lalu. Rata-rata saham pertambangan turun dari 2.790 di bulan April turun pada titik terendah pada bulan Juni yaitu di level 1.922.
Sejak saat itu, saham pertambangan terus mengalami fluktuasi. Analis pasar saham dari Indosurya Asset Management Reza Priyambada mengatakan bahwa penurunan saham pertambangan tersebut disebabkan oleh permintaan batubara dunia sedang turun seiring dengan adanya krisis utang Eropa.
"Krisis Eropa telah merambat ke China. Di mana China adalah konsumen batubara terbesar dunia," ujar Reza. Menurut dia, hal tersebut membuat investor mengurangi pembelian saham sektor pertambangan, terutama batubara.
Turunnya permintaan dunia juga telah menyebabkan harga batubara dunia mengalami pelemahan. Untuk pengiriman September 2012, harga batubara di bursa ICE Futures tercatat sebesar USD 90 per ton. Padahal tahun lalu harga jual batubara bisa mencapai USD 120 per ton.
"Ini memang agak melemah untuk harga batubara. Tahun depan juga masih akan melemah seiring dengan adanya krisis Eropa," ujar Direktur Jenderal Minerba Kementerian Keuangan Thamrin Sihite.
Namun, akankah ini akan berlangsung selamanya? Apalagi kini Amerika Serikat telah berhasil kembali memproduksi minyak dan gas dengan skala besar melalui shale sehingga membuat ketersediaan minyak dan gas kembali naik.
Pengamat energi dari Reforminer Institute, Priagung Rakhmanto mengatakan bahwa batubara masih akan menjadi komoditas yang diinginkan. "Untuk pembangkit listrik sebagai base load biasanya masih akan digunakan. Juga untuk industri semen, masih akan menggunakan batubara," jelas dia.
http://www.merdeka.com
0 Response to "Tahun ini Bisnis batubara mulai ditinggalkan "
Post a Comment