Jalan ini sudah ku lalui bersama pikiran ini juga, kemarin saya masih ingat pengorbananmu.
Sudah lama kita berpisah di tempat lain, saya ingin perpisaan ini menjadi perlombaan.
Perlombaan menuju impian yang tinggi, menuju altarnya ilmu di eropa atau timur tengah.
Tuhan terimakasih atas kesempatan ini, biarkan waktu 6 tahun saya gunakan untuk belajar.
Saya tidak tahu kehidupan di luar disana, tapi saya tahu dunia ini sangat indah sekali.
Pernah suatu ketika hampa hati menantang risalahmu, dengan pertanyaan agak bodoh.
Kini hari sudah beranjak 21 tahun, memulai sesuatu impian untuk tujuan saya sendiri.
Berapa banyak manusia yang hidup sezaman dengan saya, apakah peranku pada zaman ini.
Bergeming sejenak atas sesuatu yang aneh, belum sempat membuka kedua mataku.
Terlihat cahaya putih menyinari relung qolbu, memberi isyarat baik untuk menulis puisi ini.
Kau tahu belum usai tugasmu untuk memberikan karya yang kecil, jika kau memang mengerti.
setelah manusia faham tentang filosofi hidupnya, bergetarlah semua jagad raya dalam kasih.
Bila ini hanyalah goresan tangan saya, memang tidak ada gunanya untuk direnungi penyair.
Coretan ini mengandung makna yang amburadul untuk diterjemahkan logika akal, benarkah.
Suatu saat nanti kau dan aku, bertemu untuk bersaing dalam membangun negeri ini sahabat.
Berlomba-lomba memberikan sekeping impian silam, bermaknakan setetes air mata dalam doa.
By : Bagus J.
TERIMA KASIH ATAS INFO YANG ANDA BERIKAN PAK. SEMOGA SAYA BISA SEMANGAT KEMBALI.
ReplyDelete