Chairman PT Visi Media Asia, Anindya Bakrie menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus membaik tidak diimbangi dengan kenaikan sumber daya manusia yang memiliki jiwa wirausaha. Untuk itu, dibutuhkan sinergi antara akademisi, dunia bisnis dan pemerintah.
"Kita perlu ekosistem baru. Rumusnya sinergi ABG (Akademisi, Bisnis, Government)," ujar Anin dalam acara StudentsxCEOS SUMMIT 2012, aula barat ITB, Bandung, Minggu 9 Desember 2012.
Menurutnya sinergi itu harus segera dimulai dari generasi muda. Hal ini menentukan masa depan Indonesia.
Pertumbuhan wirausaha muda di Indonesia dinilai sangat kecil, yaitu di bawah 2 persen. Hal ini jauh dibanding negara tetangga seperti Singapura yang mencapai 4 persen dan negara lain seperti Amerika sebesar 12 persen.
"Kita mengejar target minimum secepatnya yaitu 2 persen dari 240 juta penduduk Indonesia menjadi pengusaha. Ini harus dimulai dari generasi muda," tambahnya.
Pengusaha, lanjutnya, memiliki risiko yang besar karena rentan jatuh. Anin memberikan motivasi kepada 100 mahasiswa yang hadir agar tak takut jatuh. Karena hal itu akan menjadi pelajaran berharga. "Jika jatuh sembilan kali, kita harus mampu bangkit 12 kali. Kebangkitan harus lebih banyak dari yang jatuh, itu butuh keuletan dan mental," ujarnya.
Selain jiwa wirausaha yang kurang, kebutuhan lapangan kerja di banyak sektor juga berimbang. Terutama sektor sarjana teknik yang masih kurang. Menurut Anin, lulusan sarjana teknik tiap tahun sebesar 37.000 orang. "Padahal kebutuhan kita hampir dua kali lipat," katanya.
Angka itu masih jauh dibanding jumlah lulusan di luar negeri seperti India yang memiliki sarjana teknik 4 kali lipat dari Indonesia, dan China 6 kali lipatnya. Untuk itu pentingnya peningkatan SDM selain kemampuan hard skill yang didapat dari kampus, juga dibarengi jiwa wirausaha yang terasah dengan berbagai keterampilan soft skill.
Referensi : vivanews.com
0 Response to ""Jika Jatuh 9 Kali, Kita harus Mampu Bangkit 12 Kali""
Post a Comment