Usianya masih belia, baru 22 tahun. Tetapi, kalau soal bisnis dia sudah jago. Dalam sebulan, ia bisa memutarkan uang Rp100 juta. Dialah Garina Irmayanti, mahasiswa semester akhir Universitas Airlangga, Surabaya, yang berbisnis kaos batik.
Memang ini bisnis baru. Sebelumnya, batik terkenal dengan kain dan pakaian resmi yang kemudian berkembang menjadi pakaian kasual. "Kami memproduksi kaos batik tulis animasi, kombinasi kartun bunga dan binatang," kata Garina saat berbincang dengan VIVAnews di Jakarta, Kamis 13 Desember 2012
Sembari bercerita, Garina menuturkan, bisnis batik kaos ini dimulai sejak Juli 2010. Sebelumnya, ia sempat membuka usaha souvenir dan distributor tas batok kelapa. Ia mulai tertarik belajar membatik dari sang ayah. Lewat ketekunannya, gadis manis berkulit putih ini mulai mempelajari teknik batik dengan benar.
"Dari jualan souvenir dan distributor tas batok kelapa itu jadi modal awal membangun usaha batik," ujarnya.
Lewat modal itu, Garina pun mulai merintis usahanya dengan modal Rp3 juta, uang pinjaman dari ayahnya. Seperti halnya pelaku bisnis UKM lain, ia sempat kesulitan membangun usahanya. Tak jarang, ia pontang-panting untuk tahu apa yang digemari konsumennya.
Tahap awal, Garina menjual produknya lewat blog pribadi. Dari situlah, dia tahu desain-desain mana yang disukai pasar.
Tak hanya dari sisi penjualan, Garina juga merasakan sulitnya mencari tenaga kerja yang kompak dan mengerti apa yang diinginkannya. Maklumlah, mencari tim untuk mengerjakan batik memang susah-susah gampang, sebab para pekerja ini harus dididik menulis bagaimana teknik membatik di atas kaos polos.
"Prosesnya memang juga tidak mudah, jadi awalnya kaos polos digambar menggunakan pensil, lalu tepi-tepi pensil dibatik pakai malam, kemudian diwarnai," ceritanya.
Untuk harga kaos batik sendiri, ia bisa menjual berdasarkan ukuran. Untuk anak-anak biasanya sekitar Rp85 ribu, sedangkan ukuran dewasa Rp130 ribu.
Referensi : vivanews.com
Memang ini bisnis baru. Sebelumnya, batik terkenal dengan kain dan pakaian resmi yang kemudian berkembang menjadi pakaian kasual. "Kami memproduksi kaos batik tulis animasi, kombinasi kartun bunga dan binatang," kata Garina saat berbincang dengan VIVAnews di Jakarta, Kamis 13 Desember 2012
Sembari bercerita, Garina menuturkan, bisnis batik kaos ini dimulai sejak Juli 2010. Sebelumnya, ia sempat membuka usaha souvenir dan distributor tas batok kelapa. Ia mulai tertarik belajar membatik dari sang ayah. Lewat ketekunannya, gadis manis berkulit putih ini mulai mempelajari teknik batik dengan benar.
"Dari jualan souvenir dan distributor tas batok kelapa itu jadi modal awal membangun usaha batik," ujarnya.
Lewat modal itu, Garina pun mulai merintis usahanya dengan modal Rp3 juta, uang pinjaman dari ayahnya. Seperti halnya pelaku bisnis UKM lain, ia sempat kesulitan membangun usahanya. Tak jarang, ia pontang-panting untuk tahu apa yang digemari konsumennya.
Tahap awal, Garina menjual produknya lewat blog pribadi. Dari situlah, dia tahu desain-desain mana yang disukai pasar.
Tak hanya dari sisi penjualan, Garina juga merasakan sulitnya mencari tenaga kerja yang kompak dan mengerti apa yang diinginkannya. Maklumlah, mencari tim untuk mengerjakan batik memang susah-susah gampang, sebab para pekerja ini harus dididik menulis bagaimana teknik membatik di atas kaos polos.
"Prosesnya memang juga tidak mudah, jadi awalnya kaos polos digambar menggunakan pensil, lalu tepi-tepi pensil dibatik pakai malam, kemudian diwarnai," ceritanya.
Untuk harga kaos batik sendiri, ia bisa menjual berdasarkan ukuran. Untuk anak-anak biasanya sekitar Rp85 ribu, sedangkan ukuran dewasa Rp130 ribu.
Referensi : vivanews.com
0 Response to "Mahasiswi UNAIR bisah Raih Rp100 Juta dari Bisnis Nol-nya"
Post a Comment