Cahaya menghampiri bersinarlah bulan purnama, belum ada yang mengetahui dimana jasadku bersembunyi. Dan ketika aku melihat disekelilingku nampaknya tempat ini sudah tak asing lagi. Kematian tak berujung batas antara langit dan bumi kelihatanya tak ada batasnya.
Merindunkan hari kemarin tapi asaku sudah purna, bakti ini telah tuntas dan ku kabarkan pada orang-orang ter dahulu yang tak sempat ku ketahui namanya. Hanya saja ini nyata atau mimpi jika saya bertemu dengan orang-orang besar, yang namanya melegenda dipenjuru dunia.
Alangkah bodohnya mataku melihat kiasan dunia, kiasan yang seolah-olah menghalangi dalam geraak langkah menuju kebaikan. Hari ini sudah lewat berharap-harap dapat ampunan diatas pengadilan Tuhan, pengadilan yang maha adil.
(Mimpi atau Mati)
0 Response to "Diatas Pengadilan Tuhan Yang Maha Adil"
Post a Comment