Lesunya kinerja perdagangan disebabkan derasnya investasi yang berimbas pada tingginya impor pada barang modal dan bahan bakar minyak. Impor keduanya menghasilkan defisit transaksi berjalan pada semester awal bakal tetap tinggi. "Impor berjalan karena investasi. Jadi transaksi berjalan kecendrungan defisitnya lebih besar," katanya.
Transaksi berjalan terus memperbesar defisit dua tahun belakangan. Tahun lalu, Darmin menambahkan, target defisit transaksi berjalan pada kisaran 2,2 - 2,3 persen. Namun pada kuartal terakhir defisit diperkirakan melebar dari target. "Angkanya akan keluar beberapa minggu lagi. Seingat saya mungkin defisit 2,4 persen," ujarnya.
Kendati demikian, Darmin optimistis kinerja perdagangan membaik pada semester dua tahun ini. Alasannya kinerja ekspor mulai menggeliat. Selain itu Darmin menilai jika transaksi modal dan finansial mencapai surplus akan berimbas baik baik pada defisit transaksi berjalan.
Kekhawatiran Darmin sepenarikan napas dengan Menteri Keuangan Agus Martowardojo. Lemahnya kinerja ekspor mendorong memburuknya defisit transaksi berjalan. Kendati demikian Agus yakin badai pasti berlalu. Impor barang modal bakal membantu kegiatan investasi. "Selama sifatnya mendukung investasi, kami terus mendorong,” katanya. Mantan Direktur Utama Bank Mandiri itu berkomitmen memberikan insentif fiskal pada sektor produktif lainnya. “Karena akan memperbaiki current account,”
Referensi : http://www.tempo.co/read/news/2013/01/24/087456613/Kinerja-Perdagangan-Indonesia-Masih-Lesu
0 Response to "Kinerja Perdagangan Indonesia Masih Lesu"
Post a Comment