Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas menjadi dambaan setiap negara. Sebuah negara dapat dikatakan sukses bila pertumbuhan ekonominya memiliki dampak signifikan terhadap seluruh rakyat yang tinggal di negara tersebut. Rakyat ini harus benar-benar menjadi cerminan kualitas pertumbuhan ekonomi suatu negara. Negara yang tumbuh secara berkualitas dapat dikatakan sebagai negara yang makmur dan sejahtera. Penyelenggara negara, yang dalam hal ini pemerintah, sebenarnya memiliki tugas untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi suatu negara, pemerintah setempat perlu melakukan berbagai macam upaya, mulai dari pembuatan kebijakan dari sisi moneter maupun kebijakan fiskal. Salah satu indikatornya adalah tingkat kemiskinan yang harus ditekan sedemikian rupa oleh pemerintah, termasuk untuk memeratakan tingkat kesejahteraan masyarakat di seluruh wilayah negara.
Namun demikian, banyak pemerintahan yang tidak menjalankan fungsi dan tugasnya dengan baik, terutama dengan mengutamakan kepentingan golongan daripada kepentingan rakyat. Hajat hidup orang banyak kurang diperhatikan demi ambisi pribadi atau golongan. Imbasnya, banyak rakyat melarat yang hidupnya berada di bawah garis kemiskinan.
Pemerintah yang tidak menjalankan fungsi dan tugasnya dengan baik atau melenceng dari peraturan perundang-undangan yang berlaku di suatu negara membuat tingkat korupsi di negara terkait merajalela. Roda pemerintahan tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga tujuan utama dari suatu negara tidak sesuai dengan tujuan bersama. Korupsi akan selalu tumbuh ketika individu atau golongan tidak memiliki kesadaran diri untuk mementingkan hajat orang banyak. Aksi ini membuat suatu negara sulit berkembang, bahkan membuat rakyatnya semakin sengsara.
Miskin Karena Korupsi
Tiap negara sebenarnya memiliki kesempatan untuk berkembang dan berpeluang menjadi negara maju bila pemerintahannya benar-benar menjalankan fungsi dan tugasnya dengan baik, terutama upaya pengoptimalan anggaran negara untuk kepentingan rakyat. Negara yang kaya pasti akan menjadi miskin ketika pemerintahannya melakukan aksi korupsi.
Transparency International (TI) yang berbasis di Berlin telah mengeluarkan indeks tahunan berkaitan dengan tingkat korupsi negara-negara di dunia, yang disusun dari hasil wawancara dengan rakyat di 177 negara. TI menetapkan skala di mana negara yang bebas korupsi akan mendapatkan angka 100.
Hasil penelitian TI ini menyebutkan beberapa negara yang memiliki tingkat korupsi tinggi sehingga berdampak pada terhambatnya laju pertumbuhan ekonomi mereka, yakni sebagai berikut seperti dikutip dari laman aturduit.com :
1. Somalia
Somalia merupakan negara yang memiliki tingkat korupsi tertinggi atau berada di peringkat pertama dari laporan TI. Aktivitas korupsi negara ini merajalela di berbagai wilayah di Somalia. Kondisi negara semakin parah ketika aksi korupsi pemerintahan membuat jutaan rakyat mereka terserang kelaparan yang berkepanjangan. Somalia memiliki indeks korupsi sebesar 8.
2. Korea Utara
Dalam laporan TI, Korea Utara menjadi negara yang memiliki tingkat korupsi kedua di dunia. Negara yang terbilang tertutup dari dunia luar ini ternyata menyimpan berbagai macam penyakit yang membuat kesejahteraan rakyatnya tidak merata. Rakyat ini semakin sengsara karena kepemimpinan pemerintahan Korea Utara yang diktator. Korea Utara memiliki indeks sebesar 8.
3. Afghanistan
Negara yang telah diporak-porandakan secara kejam oleh Amerika Serikat ini ternyata menduduki tingkat korupsi ketiga di dunia. Jenis aksi korupsi dalam praktik layanan publik seperti suap sangat sering terjadi di negara ini. Hampir 50% praktik suap terjadi di sektor publik, sedangkan 30 persennya dilakukan dalam sektor non-publik. Afghanistan memiliki indeks sebesar 8.
4. Sudan
Sudan menduduki tingkat korupsi keempat setelah Afghanistan. Pemerintahan Sudan tidak mampu menciptakan suatu kestabilan akibat banyaknya pemberontakan yang terjadi. Aktivitas memperkaya diri merajalela sehingga membuat Sudan sulit menjadi negara maju. Sudan memiliki indeks sebesar 11.
5. Sudan Selatan
Sudan Selatan ini baru saja terbentuk menjadi suatu negara, namun sudah masuk dalam penilaian TI sebagai salah satu negara terkorupsi di dunia. Korupsi ini terjadi dalam berbagai sektor ekonomi di setiap tingkat jabatan dan terwujud dalam berbagai bentuk, seperti korupsi politik, penggelapan dana bantuan, serta penyalahgunaan kekuasaan. Pengalaman warga dengan korupsi sangat tinggi jika berhubungan dengan polisi (47% melaporkan pembayaran suap), layanan perijinan (46%), peradilan (43%), dan layanan agraria (41%). Alasan praktik suap ini sebagian besar adalah “untuk menghindari masalah dengan pihak berwenang” (40%) atau “untuk mempercepat proses” (33%) (Transparency International, 2011). Sudan Selatan memiliki indeks korupsi di angka 14.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pertumbuhan ekonomi suatu negara, pemerintah setempat perlu melakukan berbagai macam upaya, mulai dari pembuatan kebijakan dari sisi moneter maupun kebijakan fiskal. Salah satu indikatornya adalah tingkat kemiskinan yang harus ditekan sedemikian rupa oleh pemerintah, termasuk untuk memeratakan tingkat kesejahteraan masyarakat di seluruh wilayah negara.
Namun demikian, banyak pemerintahan yang tidak menjalankan fungsi dan tugasnya dengan baik, terutama dengan mengutamakan kepentingan golongan daripada kepentingan rakyat. Hajat hidup orang banyak kurang diperhatikan demi ambisi pribadi atau golongan. Imbasnya, banyak rakyat melarat yang hidupnya berada di bawah garis kemiskinan.
Pemerintah yang tidak menjalankan fungsi dan tugasnya dengan baik atau melenceng dari peraturan perundang-undangan yang berlaku di suatu negara membuat tingkat korupsi di negara terkait merajalela. Roda pemerintahan tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga tujuan utama dari suatu negara tidak sesuai dengan tujuan bersama. Korupsi akan selalu tumbuh ketika individu atau golongan tidak memiliki kesadaran diri untuk mementingkan hajat orang banyak. Aksi ini membuat suatu negara sulit berkembang, bahkan membuat rakyatnya semakin sengsara.
Miskin Karena Korupsi
Tiap negara sebenarnya memiliki kesempatan untuk berkembang dan berpeluang menjadi negara maju bila pemerintahannya benar-benar menjalankan fungsi dan tugasnya dengan baik, terutama upaya pengoptimalan anggaran negara untuk kepentingan rakyat. Negara yang kaya pasti akan menjadi miskin ketika pemerintahannya melakukan aksi korupsi.
Transparency International (TI) yang berbasis di Berlin telah mengeluarkan indeks tahunan berkaitan dengan tingkat korupsi negara-negara di dunia, yang disusun dari hasil wawancara dengan rakyat di 177 negara. TI menetapkan skala di mana negara yang bebas korupsi akan mendapatkan angka 100.
Hasil penelitian TI ini menyebutkan beberapa negara yang memiliki tingkat korupsi tinggi sehingga berdampak pada terhambatnya laju pertumbuhan ekonomi mereka, yakni sebagai berikut seperti dikutip dari laman aturduit.com :
1. Somalia
Somalia merupakan negara yang memiliki tingkat korupsi tertinggi atau berada di peringkat pertama dari laporan TI. Aktivitas korupsi negara ini merajalela di berbagai wilayah di Somalia. Kondisi negara semakin parah ketika aksi korupsi pemerintahan membuat jutaan rakyat mereka terserang kelaparan yang berkepanjangan. Somalia memiliki indeks korupsi sebesar 8.
2. Korea Utara
Dalam laporan TI, Korea Utara menjadi negara yang memiliki tingkat korupsi kedua di dunia. Negara yang terbilang tertutup dari dunia luar ini ternyata menyimpan berbagai macam penyakit yang membuat kesejahteraan rakyatnya tidak merata. Rakyat ini semakin sengsara karena kepemimpinan pemerintahan Korea Utara yang diktator. Korea Utara memiliki indeks sebesar 8.
3. Afghanistan
Negara yang telah diporak-porandakan secara kejam oleh Amerika Serikat ini ternyata menduduki tingkat korupsi ketiga di dunia. Jenis aksi korupsi dalam praktik layanan publik seperti suap sangat sering terjadi di negara ini. Hampir 50% praktik suap terjadi di sektor publik, sedangkan 30 persennya dilakukan dalam sektor non-publik. Afghanistan memiliki indeks sebesar 8.
4. Sudan
Sudan menduduki tingkat korupsi keempat setelah Afghanistan. Pemerintahan Sudan tidak mampu menciptakan suatu kestabilan akibat banyaknya pemberontakan yang terjadi. Aktivitas memperkaya diri merajalela sehingga membuat Sudan sulit menjadi negara maju. Sudan memiliki indeks sebesar 11.
5. Sudan Selatan
Sudan Selatan ini baru saja terbentuk menjadi suatu negara, namun sudah masuk dalam penilaian TI sebagai salah satu negara terkorupsi di dunia. Korupsi ini terjadi dalam berbagai sektor ekonomi di setiap tingkat jabatan dan terwujud dalam berbagai bentuk, seperti korupsi politik, penggelapan dana bantuan, serta penyalahgunaan kekuasaan. Pengalaman warga dengan korupsi sangat tinggi jika berhubungan dengan polisi (47% melaporkan pembayaran suap), layanan perijinan (46%), peradilan (43%), dan layanan agraria (41%). Alasan praktik suap ini sebagian besar adalah “untuk menghindari masalah dengan pihak berwenang” (40%) atau “untuk mempercepat proses” (33%) (Transparency International, 2011). Sudan Selatan memiliki indeks korupsi di angka 14.
0 Response to "Inilah 5 Negara Dengan Aksi Korupsi Tertinggi"
Post a Comment