Pandora adalah penyedia rekomendasi musik online yang diluncurkan tepat sebelum dot-com bubble burst bulan Maret 2000, sebuah krisis di dunia internet yang memaksa sejumlah perusahaan online gulung tikar. Meskipun statusnya saat ini sebagai salah satu penyedia layanan musik digital paling sukses di dunia, Pandora tidak sukses dalam semalam. Di hari-hari awalnya, ketika namanya masih Savage Beast Technologies, para pendirinya menghabiskan lebih dari empat tahun bekerja keras dan gagal total, menurut co-founder dan CSO perusahaan, Tim Westergren.
“Kami jatuh dan jatuh. Pada akhirnya seperti orang yang berjalan keluar dari kasino dengan hanya celana dalamnya.”
Jadi, apa yang dilakukan Tim Westergren dan perusahaannya yang masih muda kala itu?
Sebelum berhasil membalikkan keadaan, empat setengah tahun berlalu dengan cepat. “Kami semacam improvisasi selama beberapa tahun,” kata Westergren. “Kami hanya bergantung erat-erat pada nyawa kami. Uang kami habis setelah sekitar satu tahun dan orang-orang mulai bekerja tanpa imbalan.”
Dia mengatakan bahwa agar perusahaan dapat bertahan hidup di tahun-tahun awal mereka, orang-orang bekerja hanya dengan “rasa tanggung jawab dan loyalitas satu sama lain”. Pada saat inilah, para eksekutif harus mampu untuk memotivasi karyawan mereka dengan semangat bisnis yang kuat.
Saat itu, nasib mereka sudah diujung tanduk. Mereka telah menggesek habis 11 kartu kredit, memiliki $500.000 hutang pribadi, dan hampir di ambang pengusiran. Demi mengkompensasi kurangnya dana, Westergren bekerja secara gratis dan meyakinkan orang lain untuk melakukan hal yang sama. Seluruh perusahaan, 50 orang bekerja selama beberapa tahun tanpa gaji. Lima di antaranya kemudian menuntut perusahaan.
Westergren ingat bahwa ia pernah memohon kepada para investor dan venture capital sebanyak 348 kali selama hari-hari gelap mereka tanpa sedikitpun keberhasilan. Karena saat itu investor sangat berhati-hati tentang komitmen mereka setelah runtuhnya dot com bubble, ditambah industri musik online sedang kacau.
Pada saat itu, istri Westergren bahkan menyuruhnya untuk berhenti menjadi seorang pengusaha. Itu adalah saran terbaik yang pernah ia terima, katanya. “Sebagai pengusaha, kecuali jika Anda sangat beruntung, Anda akan selalu meminjam,” pungkasnya.
Namun di tahun kelima, nasib berubah. Pada tahun 2004, hanya dengan bermodalkan kekuatan kehendak belaka, Pandora berhasil mengumpulkan pendanaan $9 juta dipimpin oleh Direktur Manajer Walden Venture Capital, Larry Marcus. Marcus sendiri ialah seorang musisi, yang pernah menolak Westergren selama lima kali.
Sehari setelah sukses mengamankan pendanaan, manajemen mengadakan rapat besar. Mereka memulai rapat dengan membagi-bagikan amplop berisi $100 untuk karyawan yang tersisa kemudian mendistribusikan pembayaran senilai total $ 1.500.000 pada hari itu.
Pada saat ini, Pandora menemukan model bisnis yang paling pas bagi mereka dan berkembang menjadi layanan radio digital yang dicintai konsumen mereka. Ketika radio Pandora versi pertama mereka selesai, semua tim berkata kepada diri mereka sendiri, “ini benar-benar keren.”
“Kami selalu memiliki keyakinan bahwa produk kami akan menemukan rumahnya,” kata Westergren. Keyakinan inilah yang tampaknya berhasil membuat Westergren bertahan.
“Sampai hari ini, kami mengirim ratusan ribu email per bulan kepada pendengar kami. Kami menjawab pertanyaan mereka masing-masing secara pribadi, kebanyakan adalah betapa saya hanya ingin mengucapkan terima kasih kepada mereka.”
Jika anda sekali ditolak investor, ingat, entrepreneur sukses ini pernah ditolak 300 kali. Bagaimana menurut Anda? Mari berdiskusi di kolom komentar! Anda juga bisa mendapatkan informasi bisnis anak muda kreatif
Sumber : studentpreneur.co
“Kami jatuh dan jatuh. Pada akhirnya seperti orang yang berjalan keluar dari kasino dengan hanya celana dalamnya.”
Jadi, apa yang dilakukan Tim Westergren dan perusahaannya yang masih muda kala itu?
Sebelum berhasil membalikkan keadaan, empat setengah tahun berlalu dengan cepat. “Kami semacam improvisasi selama beberapa tahun,” kata Westergren. “Kami hanya bergantung erat-erat pada nyawa kami. Uang kami habis setelah sekitar satu tahun dan orang-orang mulai bekerja tanpa imbalan.”
Dia mengatakan bahwa agar perusahaan dapat bertahan hidup di tahun-tahun awal mereka, orang-orang bekerja hanya dengan “rasa tanggung jawab dan loyalitas satu sama lain”. Pada saat inilah, para eksekutif harus mampu untuk memotivasi karyawan mereka dengan semangat bisnis yang kuat.
Saat itu, nasib mereka sudah diujung tanduk. Mereka telah menggesek habis 11 kartu kredit, memiliki $500.000 hutang pribadi, dan hampir di ambang pengusiran. Demi mengkompensasi kurangnya dana, Westergren bekerja secara gratis dan meyakinkan orang lain untuk melakukan hal yang sama. Seluruh perusahaan, 50 orang bekerja selama beberapa tahun tanpa gaji. Lima di antaranya kemudian menuntut perusahaan.
Westergren ingat bahwa ia pernah memohon kepada para investor dan venture capital sebanyak 348 kali selama hari-hari gelap mereka tanpa sedikitpun keberhasilan. Karena saat itu investor sangat berhati-hati tentang komitmen mereka setelah runtuhnya dot com bubble, ditambah industri musik online sedang kacau.
Pada saat itu, istri Westergren bahkan menyuruhnya untuk berhenti menjadi seorang pengusaha. Itu adalah saran terbaik yang pernah ia terima, katanya. “Sebagai pengusaha, kecuali jika Anda sangat beruntung, Anda akan selalu meminjam,” pungkasnya.
Namun di tahun kelima, nasib berubah. Pada tahun 2004, hanya dengan bermodalkan kekuatan kehendak belaka, Pandora berhasil mengumpulkan pendanaan $9 juta dipimpin oleh Direktur Manajer Walden Venture Capital, Larry Marcus. Marcus sendiri ialah seorang musisi, yang pernah menolak Westergren selama lima kali.
Sehari setelah sukses mengamankan pendanaan, manajemen mengadakan rapat besar. Mereka memulai rapat dengan membagi-bagikan amplop berisi $100 untuk karyawan yang tersisa kemudian mendistribusikan pembayaran senilai total $ 1.500.000 pada hari itu.
Pada saat ini, Pandora menemukan model bisnis yang paling pas bagi mereka dan berkembang menjadi layanan radio digital yang dicintai konsumen mereka. Ketika radio Pandora versi pertama mereka selesai, semua tim berkata kepada diri mereka sendiri, “ini benar-benar keren.”
“Kami selalu memiliki keyakinan bahwa produk kami akan menemukan rumahnya,” kata Westergren. Keyakinan inilah yang tampaknya berhasil membuat Westergren bertahan.
“Sampai hari ini, kami mengirim ratusan ribu email per bulan kepada pendengar kami. Kami menjawab pertanyaan mereka masing-masing secara pribadi, kebanyakan adalah betapa saya hanya ingin mengucapkan terima kasih kepada mereka.”
Jika anda sekali ditolak investor, ingat, entrepreneur sukses ini pernah ditolak 300 kali. Bagaimana menurut Anda? Mari berdiskusi di kolom komentar! Anda juga bisa mendapatkan informasi bisnis anak muda kreatif
Sumber : studentpreneur.co
0 Response to "Kisah Westergren Sebelum Sukses Pernah Ditolak 300 Kali Oleh Investor"
Post a Comment