"Kita terlampau fokus pada ijazah dan tidak pada keahlian. Makin banyak lulus tinggi tapi tidak ada keahlian. Bahkan pejabat sekarang banyak mengejar gelar doktor,".
Cara pandang masyarakat Indonesia yang berorientasi pada ijazah pada akhirnya membuat 50 persen lulusan perguruan tinggi cuma bisa bekerja di bidang atau sektor pelayanan. Sebab, bekerja di bidang layanan sektor non-formal tidak membutuhkan keahlian.
"70 persen perusahaan manufaktur kesulitan tenaga ahli. Ironinya lagi hanya 5 persen tenaga kerja mendapatkan pelatihan formal di lapangan kerja," seperti dikutip dari laman merdeka.com.
Pemikiran yang berkembang di masyarakat saat in yaitu pendidikan hanya mementingkan ijazah tanpa memperhatikan keahlian. Banyak masyarakat bertitel doktor namun tidak punya keahlian.
Semoga kritikan dari seorang ekonom ternama Raden Pardede diatas menjadi pelecut kita bersama, yakni ketika terjun dalam dunia pendidikan untuk mencari keahlian bukan hanya sekedar mencari gelar belaka.
0 Response to "Apa Kata Dunia Jika Pejabat Indonesia Punya Gelar Doktor Tapi Tak Punya Keahlian ?"
Post a Comment