Untuk menjadi pengusaha, seseorang tidak hanya membutuhkan kepandaian. Banyak aspek yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pengusaha. Ada gabungan dari aspek kepandaian, kecerdasan, ketelitian, skill manajemen, dan kejelian membaca peluang pasar.
Demikian disampaikan F Rach Suherman dalam pelatihan wirausaha Ciputra Entrepreneurship yang bekerjasama dengan Universitas Ciputra dan PT Kaltim Pasifik Amoniak, di Surabaya. Menurut Suherman, seorang wirausaha bisa dibentuk dengan metode ‘the power of kepepet’. Hal inilah yang terjadi terhadap diri Suherman.
Artinya, dalam situasi kepepet, seseorang akan berpikir keras bagaimana dia bisa menghidupi dirinya. Bagaimana dia bisa menghasilkan uang secara halal agar bisa menaikkan taraf hidup menjadi lebih layak.
Suherman juga bercerita tentang perjuangan hidupnya menjadi seorang entrepreneur. Suherman dilahirkan dari seorang keluarga miskin. Ayahnya hanya seorang sopir angkutan. Suatu hari, ayahnya berkata bahwa dia tidak bisa menghidupi Suherman lagi karena banyak anggota yang harus dihidupi.
Kemudian, ayahnya menuntut Suherman untuk bekerja ataupun berusaha. Suherman pun mulai berpikir keras. Bisnis pertama yang digelutinya adalah berjualan ayam. Bisnis itu tak lama digelutinya karena tak kunjung memberikan keuntungan yang maksimal.
Suherman lalu menemukan bisnis yang bisa menghidupinya, yakni bisnis properti. Selama berproses menjadi seorang pebisnis property, Suherman belajar dari Ir. Ciputra. Ciputra banyak memberikan inspirasi, ilmu, dan pelatihan kepada Suherman. Sampai sekarang, dia sudah menggeluti banyak proyek di Jakarta. Suherman merasa property adalah bisnis yang paling sesuai dan paling bisa menghidupinya.
Prinsip hidup dan falsafah bisnis yang dianut Suherman adalah hidup itu bukan untuk dipilih, namun hidup itu adalah selalu memilih. Selama perjalanan hidupnya, manusia akan selalu bertemu dengan pilihan. Apapun itu, manusia bisa memilih yang terbaik untuk hidupnya.
Sumber : ciputraentrepreneurship.com
Demikian disampaikan F Rach Suherman dalam pelatihan wirausaha Ciputra Entrepreneurship yang bekerjasama dengan Universitas Ciputra dan PT Kaltim Pasifik Amoniak, di Surabaya. Menurut Suherman, seorang wirausaha bisa dibentuk dengan metode ‘the power of kepepet’. Hal inilah yang terjadi terhadap diri Suherman.
Artinya, dalam situasi kepepet, seseorang akan berpikir keras bagaimana dia bisa menghidupi dirinya. Bagaimana dia bisa menghasilkan uang secara halal agar bisa menaikkan taraf hidup menjadi lebih layak.
Suherman juga bercerita tentang perjuangan hidupnya menjadi seorang entrepreneur. Suherman dilahirkan dari seorang keluarga miskin. Ayahnya hanya seorang sopir angkutan. Suatu hari, ayahnya berkata bahwa dia tidak bisa menghidupi Suherman lagi karena banyak anggota yang harus dihidupi.
Kemudian, ayahnya menuntut Suherman untuk bekerja ataupun berusaha. Suherman pun mulai berpikir keras. Bisnis pertama yang digelutinya adalah berjualan ayam. Bisnis itu tak lama digelutinya karena tak kunjung memberikan keuntungan yang maksimal.
Suherman lalu menemukan bisnis yang bisa menghidupinya, yakni bisnis properti. Selama berproses menjadi seorang pebisnis property, Suherman belajar dari Ir. Ciputra. Ciputra banyak memberikan inspirasi, ilmu, dan pelatihan kepada Suherman. Sampai sekarang, dia sudah menggeluti banyak proyek di Jakarta. Suherman merasa property adalah bisnis yang paling sesuai dan paling bisa menghidupinya.
Prinsip hidup dan falsafah bisnis yang dianut Suherman adalah hidup itu bukan untuk dipilih, namun hidup itu adalah selalu memilih. Selama perjalanan hidupnya, manusia akan selalu bertemu dengan pilihan. Apapun itu, manusia bisa memilih yang terbaik untuk hidupnya.
Sumber : ciputraentrepreneurship.com
0 Response to "Prinsip “The Power of Kepepet” Ala Suherman"
Post a Comment