Pidato BJ Habibie untuk Pemuda Indonesia



Sang Jenius yang nyasar lahir diindonesia tidak ubahnya menuaikan prestasi, diusianya yang sudah senja. Jiwanya masih membara laksana anak muda, anda pasti kenal dengan sosok BJ Habibie beliau memberi pidato dalam acara Dies Natalis Its ke-52 yang patut menjadi renungan bersama. Nah hasil keluyuran disosial media, saya menemukan pidato beliau yang inspiratif berikut.
Hari ini saya datang pada sidang terbuka Dies Natalis ITS ke-52 dengan Orasi Ilmiah oleh BJ Habibie. Siapa yang tidak kenal BJ Habibie? Presiden ketiga Republik Indonesia yang terkenal dengan kesederhaan dan kejeniusannya hingga mampu melahirkan berbagai karya demi kemajuan Indonesia. Antrian panjang sudah dimulai sejak pukul setengah 7 pagi. Beruntung saya masih bisa masuk dan bisa menyaksikan secara langsung sosok berkharisma seperti BJ Habibie.


“Kita adalah keturunan para pejuang yang tidak akan pernah berhenti berjuang” begitulah BJ Habibie membuka orasi ilmiah pagi tadi. Sambil menunjuk kepada ribuan mahasiswa yang hadir, BJ Habibie dengan lantang berkata “Kalian..kalian semua adalah cucu saya, cukup panggil saya eyang tanpa titel atau embel-embel apapun” yang langsung mengundang gelak tawa. “Tugas saya disini tidak lain adalah mencharge kalian dengan kesadaran bahwa kalian semua adalah keturunan para pejuang” ujar sang eyang. “Kita tahu bahwa hari ini adalah hari pahlawan yang 67 tahun lalu di kota ini, hanya mengenal kata merdeka atau mati, mereka semua bahu membahu tanpa mengenal SARA”. Sang eyang pun melanjutkan ceritanya ” Hari ini adalah hari ulang tahun ibu saya dan kebetulan tanggal 17 Agustus adalah hari ulang tahun ayah saya, jadi jiwa pejuang sudah tercermin dalam ulang tahun kedua orang tua saya”

Sang eyang tidak berhenti bercerita sampai disitu saja. Melalui gaya pidatonya yang khas, eyang kembali mengurai kisahnya. Meskipun sempat beberapa kali hampir terjatuh, eyang tak henti-hentinya tersenyum. “Tahun 1944 pada jam 10 pagi diadakan rapat koordinasi para dirgantara, ekonomi Eropa sedang hancur saat itu namun mereka tak kehabisan akal, mereka membuat senjata yang hampir 80% karyawan dalam industri dirgantara ada seorang Doktor berkebangsaan Jerman yang mengatakan bahwa baik Jepang maupun Jerman akan dikalahkan sehingga produksi senjata untuk alat perang tidak bisa dilanjutkan”. Sesekali membenarkan topinya yang miring, eyang pun kembali melanjutkan kisahnya “Nah akhirnya mereka bersepakat untuk membuat pesawat sehingga didirikan Ikero pada tanggal 07 Desember 1944 yang merupakan organisasi sipil terkaya”

“Dalam membuat pesawat, Ikero menetapkan beberapa poin penting dalam pembuatan pesawat dan salah satunya adalah pesawat itu tidak boleh mengalami kecelakaan, kalau saya dek menyebutnya safety, kemudian coast baru commision, dan asal anda tahu dek tahun 90an Ikero berada di bawah bendera PBB karena kekayaannya yang luar biasa hingga suatu hari saya diundang oleh PBB untuk mendapatkan penghargaan 50 tahun ICAO”

Lalu apakah saya bangga dek? Saya sedang sakit namun dipaksa untuk menghadiri dan menyampaikan sambutan dan inilah sambutan yang saya sampaikan di hadapan para pemimpin dunia kala itu”Saya berdiri disini dan penghargaan yang diterima karena karya manusia unggul yang saat ini juga sedang dipersiapkan, ini untuk mereka dan saya mengucapkan terima kasih karena sebenarnya penguasaan iptek bukan hak preogratif bangsa,agama atau suatu kaum, mari dek jadikan pengahargaan yang saya terima motivasi untuk maju”

Begitulah eyang mengurai kisahnya selama menjadi anak bangsa yang telah puluhan tahun tanpa lelah mengabdi pada Indonesia. Lagi-lagi dengan wajahnya yang memancarkan keteduhan eyang berpesan”Dek, tidak ada alasan buat kalian untuk berkecil hati, anda harus bisa lebih baik daripada saya ya tapi itu kuncinya konsisten. Setia dalam arti mencintai alam,setiap elemen dalam hidup dan pekerjaan, dulu saat ibu Ainun(alm) masih hidup saya pernah berjanji untuk membuat pesawat hingga beberapa waktu kemudian saya berhasil menerbangkan pesawat Nurtanio CN 235 di IPTN” dan saat itu pula gemuruh tepuk tangan kembali memenuhi graha ITS.

Sambil bernostalgia mengenang kisah dengan almarhumah istrinya, sang eyang pun kembali menjelaskan betapa kayanya Indonesia, betapa potensialnya Indonesia namun masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan terutama mengenai kesenjangan dalam kualitas sumber daya manusia,pendidikan,produktivitas serta perkembangan IT. Maka dari itu dek eyang ini berkewajiban untuk mengilhami kalian semua untuk memimpin bangsa.

Setiap kata yang terlontar dari eyang mampu membuat saya merinding. Melalui pembawaannya yang begitu sederhana, eyang yang telah berusia lanjut  bercerita kembali bahwa beliau akan kembali berpindah dari satu tempat lain untuk promo buku wujud nyata cintanya terhadap almarhumah eyang Ainun yang kini telah difilmkan. Hingga di sela-sela penutupan orasi ilmiah “hasil film ini nanti dek 100% akan saya sumbangkan untuk biaya pendidikan anak-anak yang kurang mampu”. Seketika itu juga mata saya langsung berkaca-kaca, betapa romantisnya eyang yang tetap peduli dan mencintai Indonesia meskipun sudah lama tinggal di luar negeri.

Waktu dua jam terasa begitu singkat karena pesan-pesan yang eyang lontarkan untuk kita para generasi penerus bangsa menyentuh hati, memompa semangat dan memberi wawasan baru. Sang eyang meskipun dengan kerutan di wajahnya, semangat untuk membangun bangsa tak pernah luntur. Sang eyang meskipun tidak setegap saat usianya masih muda, masih mampu berdiri tegak demi memberikan pesan serta sekleumit cerita untuk anak bangsa. Sang eyang meskipun pernah menjadi orang nomor satu di Indonesia, tak pernah sekalipun tinggi hati. Sang eyang dengan kharismanya akhirnya mampu membuat Hari Pahlawan yang ke-67 bagi ribuan agen perubahan jauh lebih berarti. Terima kasih eyang atas karya serta inovasi yang tanpa henti demi kemajuan Indonesia. Terima kasih eyang, kami akan selalu mengingat pesanmu. Selamat hari Pahlawan . Indonesia bangga telah melahirkan cendekiawan sepertimu eyang Habibie
Referensi :  http://sosok.kompasiana.com/2012/11/10/pesan-eyang-habibie-untuk-sang-cucu-502168.html

0 Response to "Pidato BJ Habibie untuk Pemuda Indonesia"

Post a Comment