Inilah Kisah Samuel Walton Pendiri Supermarket Terbesar Dunia yang Memulai Bisnisnya dari Nol

Samuel Moore Walton adalah orang yang berjasa mengubah cara Anda belanja. Wal-Mart, kerajaan ritel terbesar di dunia yang ia dirikan, berhasil mengubah operasi ritel dengan membangun toko-toko di daerah minim persaingan. Akibatnya, secara universal, Sam Walton disalahkan karena membunuhi bisnis milik pengecer-pengecer kecil di dunia. Meskipun secara kontradiktif, Wal-Mart berhasil membuka lapangan pekerjaan bagi lebih dari 1,3 juta orang. Anda mungkin tidak akan menduga bahwa orang yang mampu mengusik dunia ini awalnya adalah seorang bocah kampung yang pekerjaan sehari-harinya adalah memerah susu sapi dan mengantarkannya ke rumah-rumah.

Inilah 5 pelajaran bisnis yang bisa kita ambil dari perjalanan hidup Sam Walton mengembangkan Wal-Mart, seperti dikutip dari yahoo.com.

1. Kerja keras.

Ketika masih bocah, demi mendapatkan uang, Sam Walton memerah susu sapi, memasukkannya dalam botol, dan mengirimkannya ke rumah-rumah pelanggannya. Untuk membayar biaya kuliah, dia pernah bekerja sebagai penjaga pantai, pelayan, dan pengantar koran dengan rute pengiriman ke seratus enam puluh pelanggan. Setelah lulus, ia ingin melanjutkan kuliahnya di sekolah bisnis Wharton. Namun hal ini urung dilakukannya karena tidak mampu membayar biaya masuk. Maka, ia melamar kerja sebagai manager trainee di J.C. Penney hingga ia memulai pengalaman ritel pertamanya.

toko walmart Pelajaran Bisnis Dari Pendiri Supermarket Terbesar di Dunia studentpreneur entrepreneur startupPelajaran Bisnis Dari Pendiri Supermarket Terbesar di Dunia

2. Mendobrak tradisi.

Pada tahun 1945, Sam Walton memulai pengalaman ritel pertamanya dengan membeli sebuah waralaba Ben Franklin dari $20.000 pinjaman ayah mertuanya. Di samping membuka gerai pertamanya di kota-kota besar, ia justru membukanya di Newport, Arkansas setelah sang istri bersikeras bahwa ia tidak mau tinggal di sebuah kota dengan penduduk yang lebih dari 10.000 orang. Maka, Walton melanggar tradisi dan menunjukkan bahwa toko diskon besar bisa berkembang di daerah pedesaan. Dalam waktu kurang dari dua dekade, Walton berhasil membuka 15 toko Ben Franklin. Akan tetapi, karena merasa frustrasi terhadap pengelolaan rantai ritel ini, khususnya karena keputusan mereka untuk mengabaikan dorongan Walton agar memperluas ke daerah pedesaan, maka Walton memutuskan untuk membuka waralaba ritelnya sendiri di tahun 1962. Inilah cikal bakal Wal-Mart.

 3. Merangkul teknologi.

Pada awal 1980, Wal-Mart adalah salah satu dari retailer pertama yang menggunakan Universal Product Code (barcode) untuk mengotomasi stok mereka. Pada 1983, mereka menghabiskan dana yang besar untuk mengembangkan sistem satelit pribadi yang mampu melacak truk pengiriman, mempercepat transaksi kartu kredit, mengirim sinyal audio dan video, sekaligus data penjualan.

 4. Hemat.

Sam Walton bekerja sangat keras untuk menekan harga serendah mungkin. Dan sebagaimana bisnisnya berkembang, ia mampu membeli lebih banyak barang pada harga yang lebih rendah. Hingga hari ini, operasional berbudget rendah masih dapat dirasakan di Wal-Mart. Kantor pusat perusahaan ritel terbesar di dunia itu menyerupai bangunan sebuah sekolah dasar atau stasiun bus: tidak ada lantai marmer, furnitur mewah, atau ruang makan eksekutif. Manajemen masih menyewa hotel melati ketika melakukan perjalanan jauh dan misi perusahaan adalah untuk menjaga harga rendah dan karyawan bahagia. Walton percaya bahwa hasil terbaik dalam bisnis akan ditemukan melalui kemurahan hati dengan karyawan. Karena itulah ia memasukkan konsep profit sharing ke dalam sistem Wal-Mart.

5. Low profile.

Walton, yang seringkali memulai hari kerjanya pada pukul 4:30 pagi, digambarkan sebagai sosok yang rendah hati hingga hari kematiannya. Sehari-hari, ia mengenakan topi baseball, mengendarai sebuah truk pick-up tua, dan mengenakan pakaian yang diambilnya dari gerai Wal-Mart. Ia tinggal di rumah yang sama di Arkansas sejak 1959 bersama istri yang dinikahinya sejak 1943 dan keempat anak mereka. Apabila masih hidup, maka kekayaan pribadi Walton akan dengan mudah mengalahkan Bill Gates. Pewarisnya kini membagi kekayaan yang bernilai lebih dari $100 milyar. Pada tahun 1985, Forbes menamainya sebagai orang terkaya di Amerika Serikat, sebuah deklarasi yang justru mengganggunya lebih dari apapun. “Semua kegilaan itu, tentang kekayaan bersih seseorang, sangat bodoh, dan ini membuat hidup saya jadi lebih kompleks dan rumit,” katanya.

Jadi Sobat Studentpreneur, menurut Anda, apa lagi yang dapat Anda ambil dari cerita ini? Mari berdiskusi di kolom komentar! Anda juga bisa mendapatkan informasi bisnis anak muda kreatif melalui Facebook atau Twitter Studentpreneur.




0 Response to "Inilah Kisah Samuel Walton Pendiri Supermarket Terbesar Dunia yang Memulai Bisnisnya dari Nol"

Post a Comment